Kesimpulan Ada hubungan yang menyelesaikan skripsi yang berjudul "Hubungan Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Derajat Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) pada Pasien PPOK" dengan baik. saran, bimbingan, dan nasihat untuk menyempurnakan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. 6. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta
melimpahkanberkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan. Tesis dengan judul "Analisis Jalur Determinan Biopsikososial Diabetes Melitus Tipe 2 dan Depresi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta" Dalam penyusunan Tesis ini peneliti mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga dapat selesai dengan yang diharapkan.
kelompokeksperimen dan kontrol pvalue 0,000. Kesimpulan: ada perbedaan pada rerata kadar gula darah sewaktu pretest-posttest darah sewaktu pada penderita diabetes melitus tipe II. Saran: Penderita DM tipe II diharapkan untuk melakukan senam kaki secara rutin 4 kali dalam seminggu. Kata Kunci : Senam kaki, kadar gula darah sewaktu, diabetes
Diabetesmellitus dapat terjadi komplikasi akut. Macam-macam komplikasi akut, yaitu ketoasidosis diabetes, efek somogyi, dan fenomena fajar. B. Saran Sebaiknya mahasiswa (i) harus lebih memahami mengenai penyakit diabetes mellitus, beserta dengan gejala dan pengobatannya. DAFTAR PUSTAKA Corwin, Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
KESIMPULANDAN SARAN 5.1 Kesimpulan Gambaran citra tubuh pada pasien ulkus diabetik di Pedis Care Malang berdasarkan hasil yang diperoleh dari informasi dari 15 responden, bahwa sebagian besar responden memiliki kategori citra tubuh yang positif yaitu (60%) sebanyak 9 orang, dan sebagian kecil dari
FKUNS Jalin Kerja Sama dengan PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (Pertamedika IHC) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS) pada hari Jum'at (22/07/2022) menerima kunjungan perwakilan dari PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (Pertamedika IHC) dalam rangka penandatanganan perjanjian kerja sama.
Komadiabetik timbul karena kadar gula glukosa dalam darah terlalu tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dl. Sedangkan komplikasi kronik diabetes mellitus terjadi karena penderita lengah maka komplikasi diabetes mellitus dapat menyerang alat tubuh, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki termasuk semua alat tubuh didalamnya.
KasusDiabetes Mellitus berdasar-kan diagnosis dokter pada penduduk semua umur di Indonesia sebanyak 1,5% atau sejumlah 1,017,290 jiwa. Skrining kadar gula darah merupakan upaya pencegahan sekunder yang bertujuan untuk sedini mungkin menemukan penderita diabetes melitus atau yang beresiko terkena diabetes mellitus, salah satunya dengan
Gejalakhas diabetes mellitus berupa pliuria, polidipsia, lemas, dan berat badan turun (meskipun nafsu makan meningkat), hiperglekimia, dan glukosuria. Gejala lain yang mungkin dikemukakan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan impoten pada pasien pria serta pruritus vulvae pada pasien wanita, biasanya diabetes muncul pada usia diatas 40 tahun dan anak-anak yang masing-masing berlainan sifatnya.
31 Kesimpulan dan saran Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Etiologi dari diabetes mellitus tipe II sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa diabetes mellitus adalah merupakan
24KESIMPULAN DAN SARAN. Diabetes adalah suatu sindrom metabolism yang disebabkan oleh resistensi. insulin dan defisiensi insulin. Insidens dan prevalensi diabetes mellitus makin. meningkat yang didahului oleh berbagai factor resiko penyakit kardiovaskular. yang pada dasarnya diawali oleh resistensi insulin.
Saran- KESIMPULAN DAN SARAN - Hubungan Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 Dengan Terjadinya G
Olehkarenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dengan tangan terbuka sehingga nantinya menjadi bahan pelajaran bagi penulis dan dorongan untuk menulis karya ilmiah selanjutnya. Hubungan Faktor Perilaku dengan Prevalensi Diabetes Mellitus Pada Masyarakat Kota Ternate Tahun 2008 beserta perangkat yang ada (bila diperlukan
DAFTARTABEL Halaman Tabel 1. Definisi operasional variabel penelitian 30 Tabel 2. Statistik penelitian berdasar kelompok umur di poliklinik saraf RSUP Dr.
PadaDiabetes Mellitus, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah kelainan pada metabolisme karbohidrat dari faktor yang memberatkan yang terjadi selama kehamilan (Marilyn, 2001). Diabetes Mellitus Gestational adalah
fPdSqb. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan penelitian ini adalah 1. Nilai MPV lebih tinggi pada pasien dengan nilai HBA1c ≥6 atau DM tidak terkontrol dengan nilai HBA1c pasien 6 atauDM terkontrol ± fL. 2. Nilai MPV lebih tinggi pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang memiliki komplikasi lebih dari 2,dengan nilai MPV fL. 3. Pada penelitian ini, nilai MPV pada pasien yang telah menderita DM tipe 2 kurang dari tiga tahun fL, yang menderita selama tiga sampai lima tahun, nilai MPV fL, sedangkan yang menderita DM Tipe 2 lebih dari lima tahun memiliki nilai MPV fL. 4. Nilai MPV pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 dengan adanya ulkus lebih tinggi dari pasien dengan tanpa ulkus fL. 5. Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP. Haji Adam Malik Medan, mayoritas berjenis kelamin perempuan berusia 31-60 tahun bertempat tinggal di Medan berpendidikan tamat SLTA 6. Komplikasi Diabetes Melitus Tipe 2 yang paling banyak terjadi di RSUP. Haji Adam Malik Tahun 2014 adalah neuropati Saran Berdasarkan hasil penelitian yang didapat pada penelitian ini, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut 1. Rekam medis sebaiknya ditulis dengan lengkap dan melampirkan hasil pelaporan pemeriksaan dan follow up, serta informasi-informasi penting lainnya sehingga memudahkan dalam pengolahan data. 2. Karena penelitian ini adalah penelitian deskriptif, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai nilai MPV pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan tingkatan yang lebih tinggi, yaitu penelitian analitik. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Diabetes Melitus Definisi Menurut America DiabetesAssociation ADA tahun 2012, Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau tersebut berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan berbagai organ terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. Diagnosis DM menurut ADA jika hasil pemeriksaan gula darah - Kadar gula darah sewaktu lebih atau sama dengan 200 mgdl. - Kadar gula puasa lebih atau sama dengan 126 mgdl. - Kadar gula darah lebih atau sama dengan 200 mgdl pada 2 jam setelah beban glukosa pada tes toleransi glukosa ADA,2012. Klasifikasi Klasifikasi Diabetes Mellitus berdasarkan PERKENI 2011 terbagi atas PERKENI,2011 a. Diabetes Melitus tipe-1 artinya bahwa terjadi defisiensi insulin absolute akibat destruksi sel beta yang penyebabnya dapat autoimun maupun idiopatik. b. Diabetes Melitus tipe-2 artinya defisiensi insulin relatif yang terjadi akibat defek sekresi insulin lebih dominan daripada resistensi insulin atau sebaliknya, yakni resistensi insulin lebih dominan daripada defek sekresi insulinnya. c. Diabetes Melitus tipe lain d. Diabetes Melitus kehamilan gestasional, terjadi ketika tubuh tidak dapat membuat dan menggunakan seluruh insulin selama kehamilan. Universitas Sumatera Utara Faktor Risiko Menurut Suyono 2007, beberapa faktor DM, antara lain a. Faktor keturunan b. Faktor kegemukan IMT 25 kgm². - Perubahan gaya hidup dari tradisional ke gaya hidup barat. - Konsumsi makanan berlebihan - Kurang pergerakan c. Faktor demografi - Jumlah penduduk meningkat - Urbanisasi - Penduduk berumur diatas 40 tahun meningkat d. Kurang gizi Patogenesis Terjadinya Komplikasi Vaskular Kelebihan gula darah memasuki sel glomerulus melalui fasilitas glucose transporter GLUT, mengakibatkan peningkatan beberapa mekanisme seperti jalur poliol, jalur heksosamin, jalur Protein Kinase C PKC, dan penumpukan zat yang disebut sebagai advanced glcation endproducts AGEs. Suwitra, 2006 a. Peningkatan jalur poliol Banyak sel memiliki aldosa reduktase, yaitu, suatu enzim yang mengubah aldoheksosa, contohnya glukosa, menjadi alkohol jalur menyebabkan substrat untuk enzim ini bertambah. Kelebihan sorbitol yang diproduksi dari reaksi ini tidak dapat keluar dari sel dan dapat menyebabkan stress osmotik Suwitra,2006. b. Peningkatan jalur heksosamin Diduga berperan menyebabkan resistensi insulin karena terjadi pengalihan glukosa melalui jalur diduga berperan dalam penyakit mikrovaskular karena jalur ini menghasilkan substrat yang dapat menambah kerusakan vaskular Suwitra,2006. c. Pengaktifan jalur Protein Kinase C PKC Universitas Sumatera Utara Terjadi pengaktifan PKC yang tidak sesuai karena adanya peningkatan diacylglycerol DAG yang selanjutnya mengaktifkan beberapa isoform ini dapat mempengaruhi aliran darah dan mengubah permeabilitas endotel Suwitra, 2006. d. Pembentukan AGEs Pembuluh darah pengidap diabetes memperlihatkan akumulasi protein- protein AGE dan hal ini dapat menyebabkan pelepasan sitokin jika berikatan dengan makrofag dimana hal ini dapat mempengaruhi proliferasi dan fungsi vaskular Suwitra, 2006. Patofisiologi Pada DM tipe 2 terjadi dua defek fisiologi, yaitu kegagalan sekresi insulin dan resistensi kerjanya pada jaringan sasaran. Powers, 2010 • Kegagalan sekresi insulin, yaitu berhubungan dengan sensifitasnya. Pada DM tipe 2, mulanya sekresi insulin meningkat sebagai respon terhadap resistensi insulin untuk mempertahankan glukosa normal. Selain itu, diperkirakan bahwa ada kelainan pada gen yang mengakibatkan kegagalan sel beta pankreas untuk mensekresi insulin. • Resistensi insulin, ialah penurunan kemampuan insulin untuk bekerja secara efektif pada jaringan sasaran khususnya otot, hati, lemak. Hal ini merupakan kombinasi dari genetik dan obesitas. Resistensi insulin adalah relatif, akan tetapi karena jumlah insulin yang beredar lebih banyak dari biasanya, akhirnya dapat menormalkan kadar glukosa plasma. Namun lama-kelamaan, produksi insulin semakin berkurang dan ditambah adanya resistensi insulin akhirnya mengakibatkan kegagalan penggunaan glukosa oleh jaringanyang bergantung insulin serta akan terjadi peningkatan produksi produksi glukosa oleh hati. Keadaan ini mengakibatkan hiperglikemia. Mekanisme yang mengakibatkan terjadinya resistensi insulin belum dapat dijelaskan. Universitas Sumatera Utara Diagnosa Menurut PERKENI 2011, berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti di bawah ini • Keluhan klasik DM berupa poliuria, polidipsi, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. • Keluhan lain dapat berupa lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita. Diagnosa DM dapat ditegakkan melalui tiga cara • Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu 200 mgdL sudah cukup menegakkan diagnosis DM. • Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mgdL dengan adanya keluhan klasik. • Tes toleransi glukosa oral TTGO. Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitive dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus. Komplikasi Menurut Price dan Wilson 2002, komplikasi – komplikasi diabetes melitus dapat dibagi menjadi dua kategori mayor 1 komplikasi metabolik akut, dan 2 komplikasi-komplikasi vaskular jangka panjang. 1. Komplikasi Metabolik Akut Komplikasi metabolik diabetes disebabkan oleh perubahan yang relatif akut dari konsentrasi glukosa plasma. Apabila kadar insulin sangat menurun, pasien mengalami hiperglikemia dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisis dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan badan keton. Peningkatan keton dalam plasma mengakibatkan produksi keton meningkatkan beban ion hidrogen dan asidosis dan Universitas Sumatera Utara ketonuria yang jelas juga dapat mengakibatkan dieresis osmotik dengan hasil akhir dehidrasi dan kehilangan dapat menjadi hipotensi dan mengalami syok. Akhirnya, akibat penurunan penggunaan oksigen otak, pasien akan mengalami koma dan meninggal. 2. Komplikasi Kronik Komplikasi vaskular jangka panjang dari diabetes melibatkan pembuluh- pembuluh kecil mikroangiopati dan pembuluh-pembuluh sedang dan besar merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola retina retinopati diabetik, glomerulus ginjal nefropati diabetik dan saraf-saraf perifer neuropati diabetik, dan otot-otot serta diabetik mempunyai gambaran histopatologis berupa dari gangguan biokimia yang disebabkan oleh insufisiensi insulin dapat menjadi penyebab jenis penyakit vaskular ini. Gangguan-gangguan ini berupa 1 penimbunan sorbitol dalam intima vaskular, 2 hiperlipoproteinemia, dan 3 kelainan pembekuan darah. Pada akhirnya, makroangiopati diabetik ini akan mengakibatkan penyumbatan vaskular. Trombosit
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan dan sikap pada pasien diabetes melitus tentang diet diabetes melitus di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1a. Pengetahuan responden diabetes melitus tentang diet diabetes melitus paling banyak responden dengan pengetahuan sedang sebesar 66%, diikuti responden laki-laki memiliki pengetahuan sedang sebanyak 36%. 1b. 41-50 tahun responden mencapai tingkat pengetahuan yang sedang sebanyak 29% dan responden pekerjaan PNS mencapai tingkat pengetahuan yang baik sebesar 20%. 2a. Sikap responden diabetes melitus tentang diet diabetes melitus umumnya baik sebesar 61% diikuti responden perempuan memiliki sikap baik sebanyak 31%. 2b. 51-60 tahun responden mencapai sikap yang baik sebanyak 21% dan responden pekerjaan PNS mencapai sikap yang baik sebesar 28%. Saran 1. Pengetahuan masyarakat umumnya katagori sedang tetapi sikap masyarakat baik tentang diet diabetes melitus. Walaupun begitu, sebaiknya program-program penyuluhan tentang diet diabetes mellitus perlu lebih ditingkatkan lagi kepada masyarakat yang datang berkunjung dengan tujuan kontrol. 2. Petugas kesehatan harus menjelaskan kepada pasien segala persoalan yang timbul mengenai diet DM dan ini pasti akan membantu pasien supaya lebih memahami kepentingan diet DM. Universitas Sumatera Utara 3. Mahasiswa calon dokter harus memperlengkapkan diri dengan informasi yang sepatutnya dan fakta-fakta tersebut haruslah diperoleh dari sumber-sember yang valid. Mahasiswa haruslah mengikuti perkembangan mengenai diet DM supaya dapat memberikan saran yang baik kepada pasien. 4. Pasien perlu mendapatkan keterangan mengenai diet DM dari sumber yang boleh dipercayai. Dalam kata lain dokter merupakan pilihan yang tepat karena tidak semua fakta yang diperoleh dari teman atau tetangga itu sebaiknya dapatkan informasi dari petugas kesehatan yang lebih mengetahui tentang penyakit DM. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Atlas internasional diabetis federation 2012, 6th edition 20 May 2014 American Diabetes Association 2008 Nutrition Recommendations and Interventions for Diabetes A position statement of the American Diabetes Association Diabetes Care January 2008 31S61-S78; doi Accessed 31 May 2014 American Diabetes Association 2011. Position statement Standards of Medical Care in Diabetes 2011. Diab Care. 2011;33 Accessed 28 April 2014 Bantle JP, Wylie-Rosett J, Albright AL, Apovian CM, Clark NG, Franz MJ, Hoogwerf BJ, Lichtenstein AH, Mayer-Davis E, Mooradian AD, Wheeler ML Nutrition recommendations and interventions for diabetes a position statement of the American Diabetes Association. Diabetes Care 2008, 31Suppl 1S61-78. Accessed 5 May 2014 Basuki, E. 2004. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Accessed 23 November 2014 Colledge, Walker, and Ralston, 2006. Davidson’s Principles and Practise of Medicine. 20th Ed. Edinburgh Churchill Livingstone. 805 -829, 830-836, 838-846.Accessed 10 May 2014 Universitas Sumatera Utara Conroy Davis Embree et al. 2010. Atlas of Pathophysiology. 3rd Ed. Philadelphia Lippincott Williams and Wilkins. Accessed 3 May 2014 Definition, diagnosis and classification of diabetes mellitus and its complications. Part 1 Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Geneva, World Health Organization, 1999 WHO/NCD/NCS/ 28 April 2014 Dietary Guidelines- National Institute of Nutrition May 2014 Didem Arslantas 2008. Knowledge of Diabetic patients about diabetes at the primary stage in Eskisehir, Turkey http/ 108/article Accessed 13 November 2014 Feingold, S. Adi, I. Staprans, A. H. Moser, R. Neese, J. A. Verdier, W. Doerrler, and C. Grunfeld. 1990. Diet affects the mechanisms by which TNF stimulates hepatic triglyceride production. Am. J. Physiol. 259 E59-E64. Accessed 14 November 2014 Gilby, S. 2007. Endocrinology. In Longmore, M., Wilkinson, I., Turmezei, T. et al. Oxford Handbook of Clinical Medicine. 7th Ed. New york Oxford University Press Accessed 2 May 2014 Goldstein, Barry J. Dan Dirk Mueller-Wielend. 2008. Type - 2 Diabetes Principles and Practice. New York Informa Healthcare. Accessed 28 April 2014 Effendi, AT, Waspadji, S 2011, Terapi Gizi Medik Aspek Biomolekuler Diabetes Mellitus II, FKUI Jakarta, Hal; 193. Universitas Sumatera Utara Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th edition, Julie D. West, Kathleen L. Goldberg, 2002. Diabetes Self-Care Knowledge Among Outpatients at a Veterans Affairs Medical Center. Medscape. Accessed 13 November 2014. Kumar, and Clark, 2005. Kumar &Clark Clinical Medicine. Edinburgh Saunders Ltd. 1101-1131. Accessed 10 May 2014 Marieb, dan Hoehn K. 2004. Human Anatomy & Physiology. San Francisco Benjamin Cummings. Accessed 10 May 2014 Meeking, 2011. Understanding Diabetes & Endocrinology A Problem- Oriented Approach. London, UK Manson Publishing Ltd. Accessed 10 May 2014 Notoadmojo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta PT. Rineka Cipta. 79-92, 112-115, 117-136. Accessed 14 May 2014 Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta Rineka Cipta. Accessed 15 May 2014 PERKENI, 2011. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2011. Accessed 12 May 2014 Porth and Martin G. 2008. Pathophysiology Concepts of Altered Health States. 8th Ed. Philadelphia Lippincott Williams & Wilkins. Accessed 12 May 2014 Pranadji DK, Martianto DH, Uripi V. 2002. Perencanaan Menu Untuk Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta Penebar Swadaya. Accessed 23 November 2014 Universitas Sumatera Utara Planimuthu, 2010. Tingkat Pengetahuan Diet Pasien Diabetes Mellitus Serta Komplikasinya di Poli-Endokrinologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik, Medan, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Accessed 14 November 2014 Powers, 2008. Diabetes Mellitus. In Fauci, et al Eds. Harrison’s Principles of Internal Medicine. USA The McGraw-Hill Companies, Inc. 2152-2179. Accessed 8 May 2014 Powers, 2010. Diabetes Mellitus. In Jameson Harrison Endocrinology. 2nd ed. USA McGraw-Hill Companies, Inc., 267-313. Accessed 8 May 2014 Rahadian, 2012. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu dan tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Endemis dan Non from Riset Kesahatn Dasar 2013. Sastroasmoro, S., Gatot, D., Kadri, N., Pujiarto, 2008 Usulan Penelitian Dalam Sastroasmoro, S., Ismael, S., Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ketiga. Jakarta Sagung Seto. 46-51. Accessed 14 May 2014 Sry Agustina 2003 Universitas Sumatera Utara Soelistijani, D. A. 1999. Sehat dengan Menu Berserat. PT Trubus Agriwidya, Jakarta. Accessed 14 November 2014 World Health Organization 2006. Definition And Diagnosis Of Diabetes Mellitus And Intermediate hyperglycaemia. Accessed 12 May 2014 World Health Organization, 2013. Country and Regional Data On Diabetes. Available from Accessed 12 May 2014 Waspada Online, 2009. Medan, Terbanyak Penderita Diabetes. Available from 17 5-medan-terbanyak-penderita-diabetes&catid=14medan&Itemid=27. Accessed 30 April 2014 William Kiberenge Maina 2010. Knowledge, attitude and practice related to diabetes among community members in four provinces in Kenya http/ Accessed 14 November 2014 Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 Universitas Sumatera Utara KUESIONER Universitas Sumatera Utara TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DIET DIABETES MELLITUS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUSP. HAJI ADAM MALIK MEDAN 2014 A. IDENTITAS RESPONDEN 1. No responden ... 2. Nama ... 3. JenisKelamin ... 4. Usia ... 5. Pekerjaan ... 6. Alamat ... 7. Diagnosa ... B. TINGKAT PENGETAHUAN 1. Saya mengikuti diet diabetes melitus dengan memperhatikan jenis makanan yang boleh saya konsumsi a Ya b Tidak Pasti c Tidak 2. Saya berkonsultasi dengan dokter atau perawat tentang diabetes dan diet yang saya jalani a Ya b Tidak Pasti c Tidak 3. Saya menghindari makanan yang berkalori tinggi seperti coklat, kek, kue-kue yang manis dan makanan yang siap saji fast food. a Ya b Tidak Pasti c Tidak 4. Saya menggunakan roti gandum whole wheat grain untuk menganti nasi putih. Universitas Sumatera Utara a Ya b Tidak Pasti c Tidak 5. Saya termotivasi untuk menjalani diet diabetes, karena keluarga mau memasakkan makanan yang sesuai dengan diet saya a Ya b Tidak Pasti c Tidak 6. Jika saya minum teh/kopi, saya menggunakan gula khusus untuk penderita diabetes untuk menggantikan gula a Ya b Tidak Pasti c Tidak 7. Saya menggunakan beras khusus seperti beras merah untuk mengontrol diabetes. a Ya b Tidak Pasti c Tidak 8. Saya menggunakan gula sebanyak lebih dari 1 sendok the ketika minum jus buahan segar. a Ya b Tidak Pasti c Tidak 9. Selang waktu antara saya makan pagi, makan siang, makan malam dan selingan adalah setiap 3 jam sekali a Ya b Tidak Pasti c Tidak 10. Makanan yang manis dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat a Ya Universitas Sumatera Utara b Tidak Pasti c Tidak 11. Jenis diet diabetes berbeda antara laki-laki dan perempuan a Ya b Tidak Pasti c Tidak 12. Jenis diet diabetes berbeda antara orang yang kerja ringan dengan orang yang kerja berat. a Ya b Tidak Pasti c Tidak 13. Dalam merencanakan diet penderita harus memperhatikan kandungan gizi makanan a Ya b Tidak Pasti c Tidak 14. Penderita diabetes harus makan secara teratur a Ya b Tidak Pasti c Tidak 15. Sebelum menjalankan diet kadar gula darah saya sulit dikontrol a Ya b Tidak Pasti c Tidak C. SIKAP 1. Saya bias menerima keadaan sebagai penderita diabetes a. Ya b. Tidak Pasti c. Tidak Universitas Sumatera Utara a. Ya b. Tidak Pasti c. Tidak 3. Saya merasa malu mengakui pada orang lain bahwa saya menyandang Diabetes Melitus a. Ya b. Tidak Pasti c. Tidak 4. Saya akan memeriksa gula darah secara tepat waktu minimal satu kali dalam sebulan a. Ya b. Tidak Pasti c. Tidak 5. Saya menganggap bahwa diabetes merupakan suatu penyakit yang serius a. Ya b. Tidak Pasti c. Tidak 6. Saya dapat mengendalikan diabetes hanya dengan minum obat. a. Ya b. Tidak Pasti c. Tidak 7. Saya harus menghindari makan dodol dan manisan. a. Ya b. TidakPasti c. Tidak 8. Saya akan menjalankan terapi diet secara teratur. a. Ya b. Tidak Pasti c. Tidak 9. Saya akan mematuhi anjuran pengobatan sepertidiet, minum obat teratur, olah raga. a. Ya b. Tidak Pasti c. Tidak 10. Saya akan menjalankan diet agar kadar gula darah saya selalu terkontrol a. Ya b. Tidak Pasti c. Tidak Universitas Sumatera Utara Lampiran 5 Universitas Sumatera Utara Lampiran 6
pendidikan keperawatan Dalam pendidikan keperawatan perlu menekankan pemahaman kepada peserta didik bahwa pada pasien DM baik laki-laki dan perempuan memiliki simptom penyakit dan gangguan-gangguan lain yang dapat menghambat proses tidur sehingga kualitas tidur menjadi buruk. Sehingga peserta didik diharapkan dapat mengantisipasi dan membantu mengatasi masalah tersebut nantinya di rumah sakit. praktik keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perawat dalam mengontrol, memfasilitasi dan meningkatkan kualitas tidur pada pasien DM baik laki-laki maupun perempuan. Serta membantu mengidentifikasi dan mengatasi gangguan tidur yang dialami kebanyakan pasien DM. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal sekaligus motivasi untuk mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai kualitas tidur pada pasien DM, dengan mengambil sampel yang homogen dan dapat lebih mengkaji kualitas tidur yang dialami responden dengan mengobservasi tanda-tanda gangguan tidur yang dialami responden, dapat juga dilakukan penelitian tentang faktor faktor yang menyebabkan gangguan tidur pada pasien DM sehingga penelitian ini dapat terus disempurnakan. DAFTAR PUSTAKA Agustin. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada pekerja shift di PT Krakatau Tirta Industri Cilegon. Skripsi. Diperoleh tanggal 30 Oktober 2014, dari American Diabetes Association ADA. 2004. Body mass index and waist circumference as predictors of the incidence of type 2 Diabetes among angiographied coronary patients. DiabetesPro Profesionals Resorces Online. Diperoleh tanggal 16 Oktober 2014, dari Anies. 2006. Waspada ancaman penyakit tidak menular - solusi pencegahan dari aspek perilaku dan lingkungan. Jakarta Elex Media Komputindo. Arifin, 2011. Analisis hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pasien diabtes mellitus tipe 2 di rumah sakit umum propinsi nusa tenggara barat. Tesis. Depok Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta Salemba Medika. Awad, Langi, Pandelaki. 2011. Gambaran faktor resiko pasien diabetes mellitus tipe II di poliklinik endokrin bagian/SMF FK-Unsrat RSU Prof. Dr. kandou Manado Periode Mei 2011 - Oktober 2011. Jurnal e- Biomedik eBM, Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, 49. Diperoleh tanggal 16 Oktober 2014, dari Baradero, Dayrit, Siswadi. 2009. Klien Gangguan Endokrin Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta EGC. Barus, 2012. Perbandingan kualitas tidur mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM pada mahasiswa reguler FIK UI. Skripsi. Depok Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Butar-butar, E. M. 2007. Perbedaan kualitas tidur klien lansia dengan kebiasaan minum tuak dan tidak minum tuak di desa Lumban Loju kecamatan Lumban Julu. Skripsi. Medan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Cartier-Kastler, E, & Tubaro, A. 2005. The measurement of nocturia and its impact on quality of sleep and quality of life in LUTS/BPH. European urology Supplements 5 2006 3-11. Castro, 2014. Does Alcohol and Tobacco Use Increase The Risk Of Chaput, Despres, & Bouchard. 2007. Association of sleep duration with type 2 diabetes and impaired glucose tolerance. Diabetologia 2007 502298- 2304. Cunha, & Hass, 2008. Sleep quality in type 2 diabetics. Revista Latino-Americana de Enfermagem, Danim, S. 2003. Riset Keperawatan Sejarah dan Metodologi. Jakarta EGC Depkes RI. 2009. Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia Mencapai 21,3 Juta Orang. Diperoleh tanggal 20 Oktober 2014, dari Dewi, M. P. 2011. Kualitas Tidur dan Faktor-faktor Gangguan Tidur Pada Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor. Skripsi. Medan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Ghifaajah. 2012. Pengaruh pemberian aktivitas ROM Rage of Motion terhadap perubahan kualitas tidur pasien diabetes mellitus di ruang bedah pria RSUD Cut Mutia?. Diperoleh tanggal 16 Oktober 2014, dari Hidayat, A. A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan Proses Keperawatan. Jakarta Salemba Medika. International Diabetes Federation. 2013. Diperoleh tanggal 10 November 2014, dari Inzucchi, S. 2005. Diabetes Mellitus Manual a primary care companion to Ellenberg and Rifkin's 6th ed. California McGraw Hill Professional. Irawan, D. 2010. Prevalensi dan faktor risiko kejadian diabetes melitus tipe 2 di daerah urban indonesia analisa sekunder riskerdas 2007. Thesis. Jakarta Universitas Indonesia Ismi, R. 2013. Diabetes Mellitus. Diperoleh tanggal 31 Oktober 2014, dari Japardi, I. 2002. Gangguan tidur. Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara. Diperoleh tanggal 22 Oktober 2014, dari Jelantik, dan Haryati, E. 2014. Hubungan faktor risiko umur, jenis kelamin, kegemukan dan hipertensi dengan kejadian diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja puskesmas mataram. Media bina ilmiah39 volume 8, no. 1. Mataram Dinkes Prop. NTB. Diperoleh tanggal 22 Oktober 2014, dari Karota-Bukit. 2003. Sleep quality and factors interfering with sleep among hospitalized elderly in medical units, Medan Indonesia. Master of nursing science thesis in adult nursing. Tidak dipublikasikan. Thailand Prince of Songkla University. Khasanah dan Hidayati. 2012. Kualitas tidur lansia balai rehabilitasi sosial “MANDIRI” semarang. JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 189 – 196. Diperoleh tanggal 29 Oktober 2014, dari Knutson, Mander, dan Cauter, 2006. Role of sleep duration and sleep quality in the risk of severity of type 2 diabetes mellitus. JAMA Internal Medicine Vol. 166 No. 16. Kozier, B. E, Berman, A, Synder, S. J. 2004. Fundamental Of Nursing Concepts, Process, And Practice. New Jersey Prentice Hall. Lee-Chiong. 2009. Sleep Medicine Essentials. New Jersey John Wiley & Sons. Listiyanto, A. 2014. Pengaruh hipnoterapi terhadap kualitas tidur dan kadar gula darah diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas purwokerto selatan. Skripsi. Purwokerto Fakultas Keperawatan dan Ilmu-ilmu Kesehatan. Mendrofa, I. 2012. Karakteristik penderita DM dan pengetahuan penderita DM tentang kontrol kadar gula darah di RSUD Gunungsitoli periode Juni – September 2011. Skripsi. Medan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Mihardja, L. 2009. Faktoryang Berhubungan dengan Pengendalian Gula Darah pada Penderita Diabetes Melitus di Perkotaan Indonesia. Diperoleh tanggal 16 Oktober 2014, dari Indonesia, Jakarta. Mallon, L, Broman, JE., Hetta, J. 2005. High incidence of diabetes in men with sleep complaints or short sleep duration. Diabetes Care, Volume 28 No. II 2762-2767. National Sleep Foundation. 2014. Sleep polls and data. Diperoleh tanggal 21 Oktober 2014, dari Nedeltcheva, A. V., Imperial, J. G., Penev, P. D. 2012. Effecst of sleep restriction on glucose control and insulin secretion during diet-induced weight loss. Obesity, volume 20 number 7. Nilsson dkk. 2004. Incidence of diabetes in middle aged men is related to sleep disturbance. Diabetes Care, volume 27, number 10 Nisrina. 2008. Efektivitas mengkonsumsi telur terhadap kualitas tidur lansia di UPTD Abdi Dharma Asih Binjai. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Medan Fakultas Keperawatan USU. Noerhayati, T. 2014. Hubungan antara sikap dan perilaku keluarga dengan kualitas hidup penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas I Kembaran. Skripsi. Purwokerto Universitas Jenderal Sudirman. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta. Nursalam. 2009. Konsepdan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Profesional, Edisi Kedua. Jakarta Salemba Medika. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. 2014. Pengenalan penyakit diabetes mellitus & penanganannya dewasa ini. Diperoleh tanggal 20 Oktober 2014, dari Perkumpulan Endrokinologi Indonesia. 2011. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus. Diperoleh tanggal 20 Oktober 2014, dari Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses danPraktik edisi 4 Volume 2. Jakarta EGC. .2007. Basic Nursing Essentials for Practice. St. Louis. Missouri Mosby Elsevier. Primanda, Y. 2009. Pengaruh ekstrak valerian terhadap waktu tidurmencit BALB/C. Laporan Akhir Penelitian Karya Tulis Ilmiah. Semarang Fakultas Kodokteran Universitas Diponegoro. Puspitasari, R. 2013. Gangguan Tidur Ternyata Lebih Banyak Dialami Wanita. Diperoleh tanggal 18 Juli 2015, dari Sagala, V. 2011. Kualitas tidur dan faktor-faktor gangguan tidur pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas medan johor. Skripsi. Medan Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata, & Setiati. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta InternaPublishing. Syamsumin, D, K. 2009. Faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa di daerah istimewa yogyakarta. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. Szalavitz, M. 2013. Sleeping It OfHow Alcohol Affects Sleep Quality. Diperoleh tanggal 3 Juli 2015, dari Tandra, H. 2007. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang DIABETES Panduan LengkapMengenal dan Mengatasi Diabetes dengan Cepat dan Mudah. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Trisnawati dan Setyorogo. 2013. Faktor risiko kejadian diabetes melitus tipe II di puskesmas kecamatan cengkareng Jakarta Barat tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5 1; Jan 2013. Wavy, W. 2008. The Relationship between time management, perceived stress, sleep quality and academic performance among university students. Diperoleh tanggal 29 Oktober 2014, dari Wicaksono, D., W. 2014. Analisis faktor dominan yang berhubungan dengan kualitas tidur pada mahasiswa fakultas keperawatan universitas airlangga. Diperoleh tanggal 18 Oktober 2014, dari Zahtamal, Candra, F.,Suyanto dan Restuastuti, T. 2007. Faktor-faktor risiko pasien diabetes melitus. Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 23, Zee, & Naylor, E. 2014. Sleep disorders in diabetes. Current Perspectives
kesimpulan dan saran diabetes melitus